Kekasih Idaman
Dua malam lalu dalam grup kepenulisan yang saya ikuti ada member yang ngirim gambar, isinya berupa tantangan menulis di blog dengan tema yang sudah ditentukan. Sebenarnya tidak mau ikut, namun karena dipaksa-paksa akhirnya saya memutuskan untuk mencoba. Kangen juga sudah lama tidak NGODOP tulisan. (One Day One Post)
Esoknya saya ke warnet untuk membuat akun blog baru, lantaran blog lama yang saya miliki sudah tidak bisa diakses lagi sejak platformnya off. Duh, sedih juga jika harus mengingatnya kembali. Huhuhu.
Oke langsung saja, tema di hari pertama adalah menjelaskan bagaimana tipe kekasih idaman yang saya inginkan. Berbicara tentang kekasih tidak lepas dari penyelaraskan dua hati menjadi satu. Tentu saja hal itu tidak mudah, apalagi lelaki dan wanita diciptakan dari dua unsur yang berbeda, mulai dari fisik dan perasaan. Hal tersebut akan mempengaruhi pola pikir masing-masing. Ada kalanya akan terjadi benturan-benturan yang mengakibatkan hati tersayat perih. Keinginan awal memiliki kekasih idaman menjadi sia-sia. Hemm, saya tidak mau begitu.
Jadi pertama-tama kekasih yang saya inginkan adalah sesuai dengan pilihan Mamak. Mamak adalah wanita yang sudah merawat saya sejak lahir hingga dewasa ini. Segala hal dari yang remeh hingga hal serius semua dipahami betul olehnya. Mamak tahu segalanya tentang saya. Pilihannya tentulah yang terbaik buat saya.
Kedua adalah yang bersedia tinggal dan menemani Mamak saya di saat diperlukan. Kenapa? Sekarang ini Mamak begitu merindukan sosok anak perempuan di sisinya. Sebenarnya saya memiliki tiga adik perempuan, namun karena suatu keadaan mereka berpencar, ada yang tinggal di luar kota, di luar pulau, ataupun di luar kecamatan. Jadilah mereka jarang pulang. Saya suka sedih melihat Mamak apabila sedang merindukan mereka, tidak cukupkah kehadiran saya di sisinya dapat mengisi ruang kerinduan itu? Ternyata memang tidak bisa. Untuk itu sangat berharap bila memiliki kekasih (istri) nanti, ia bisa membersamai Mamak saya di kala diperlukan. Ada lagi teman Mamak yang menyekolahkan dua anaknya ke luar negeri, berharapnya sih agar bisa memperoleh pendidikan terbaik, eh tidak tahunya setelah lulus malah betah hingga menikah, bekerja di sana dan tak mau pulang lagi. Hiks!
Ketiga, kekasih idaman saya adalah yang mirip dengan Mamak. Tidak perlu cantik, yang penting selalu menyenangkan bila dipandang. Dapat menyejukkan hati di saat suami terbawa emosi. Dapat menjaga nama baik keluarga, dapat mengelola harta dengan baik. Cerewet dalam hal apa pun. Membenci segala sesuatu sekadarnya. Percayalah, jika kalimat positif bisa menular, maka aura negatif kebencian juga sama. Bisa-bisa bukannya hidup bahagia malah penuh penderitaan. :)
Terakhir, harapan saya tidak muluk-muluk, selain kriterianya harus pas dengan keinginan Mamak saya, doi juga mesti mau menuruti keinginan saya. Biar bagaimanapun Mamak sebenarnya menyerahkan pilihan ada di tangan saya.
Harapan saya hanya satu, dia harus mengerti, mencintai, memahami, menerima tidak hanya saya namun juga sekaligus dengan keluarga saya. Itu. Contoh kecil saja, pasti so sweet banget apabila saya sudah meminta agar istri tidur duluan, tidak perlu menunggu karena saya pulangnya larut, terlambat. Namun istri malah tetap menyambut dengan senyuman saat saya baru membuka pintu rumah. Xixixi.
Sudah ah, kalau saya melanjutkan berkhayal pasti tidak akan cukup sampai miliaran kata. Sepertinya hari ini cukup sampai di sini, sampai ketemu di tulisan besok dengan tema yang berbeda.
Bye... Bye...
#10DaysKF
#KampusFiksiWritingChalenge
Thanks buat sharingnya. Oiya ngomongin kekasih idaman, tau ga sih temen-temen kalo kekasih idaman itu juga harus punya prinsip keuangan yang mantap, supaya bisa berdampak baik bagi kondisi keuangan kamu. Apa aja prinsip keuangannya? Bisa cek di sini: Prinsip keuangan pasangan
BalasHapus